Rodgers: Kami Beruntung Miliki Sturridge

Pelatih Liverpool, Brendan Rodgers melayangkan pujian untuk bintang mudanya, Daniel Sturridge. Pemain internasional Inggris itu kembali tampil mengesankan saat The Reds mengalahkan Swansea City 4-3.
 
Pada laga yang digelar di Anfield, Minggu malam kemarin, mantan pemain Chelsea itu menyumbang sepasang gol. Sementara dua gol lain hadir lewat, Jordan Henderson.
 
Rodgers menilai bahwa pemain kelahiran Birmingham, 24 tahun silam itu masih dapat berkembang. Pelatih asal Irlandia Utara itu pun yakin bahwa Sturridge akan terus menambah pundi-pundi golnya.
 
“Dia (Sturridge) merupakan pencetak gol yang alami. Dia sanggup mencetak gol di setiap laga,” kata Rodgers, seperti dilansir Sportsmole, Senin (24/2/2014).
 
“Dia memiliki kemampuan dan kualitas utnuk melalukan hal tersebut, dan kami sangat beruntung karena memilikinya di sini. Dia masih dapat berkembang lebih baik lagi,” tutup Rodgers.
 
Sebagai catatan, pemain yang bergabung dengan Liverpool musim 2013 lalu itu, telah mencetak 18 gol di pentas Premier League. Torehan ini membuat Sturridge berada di posisi kedua pencetak gol terbanyak sementara di bawah Luis Suarez.

Mourinho: Saya Ingin Latih AS Monaco

Mengaku sangat mencintai Chelsea, bukan berarti pelatih mereka, Jose Mourinho sudah akan mendesikasikan seluruh hidupnya di klub asal kota London Barat tersebut. Pindah klub pun, sudah terbesit di otak pelatih asal Portugal itu.
 
Memang, bukan Mourinho namanya kalau tidak mengeluarkan komentar atau pernyataan nyeleneh bin aneh. Di tengah ketatnya persaingan Premier League, ia masih bisa memikirkan klub asal Prancis, AS Monaco sebagai tempat berlabuh selanjutnya.
 
“Ke AS Monaco? itu hanya akan terjadi di akhir karier saya,” cetus The Special One, seperti dilansir Football Direct News, Senin (24/2/2014).
 
Mourinho, memang dikenal sebagai pelatih yang memiliki jiwa petualang. Berada di satu tim, sepertinya bukan sifat yang “Mourinho banget”. Mengawali karier sebagai pelatih kepala di tahun 2000, dia terhitung sudah tujuh kali berganti klub.
 
Benfica, Uniao de Leiria, FC Porto, Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, dan kembali ke Chelsea adalah perjalanan Mou selama ini.
 
Tapi, di luar pribadinya yang nyeleneh, Mou merupakan pelatih yang telah memberikan banyak kesuksesan bagi tim-tim yag diraihnya. Pelatoh kelahiran Setubal ini sukses membawa gelar juara liga untuk FC Porto, Chelsea, Inter Milan, dan Real Madrid.
 
Kesuksesan di tanah kelahiran, Inggris, Italia, dan Spanyol, telah dirasakan. Dan Prancis menjadi negara yang ingin dirasakan sensasinya bila dia bisa membawa sebuah klub asal Negeri Romantis itu menjadi kampiun.  

Derbi della Mole Milik Juve

Juventus kembali berhasil meraih tiga poin dalam laga lanjutan Serie A di Juventus Stadium, Senin 24 Februari dini hari WIB. Kali ini giliran rival sekotanya, Torino yang menjadi korbannya, lewat skor kemenangan 1-0.

Kemenangan Juve ini semakin mengokohkan posisi mereka di puncak klasemen sementara Serie A dengan raihan 66 poin. Sementara itu, Torino tetap tertahan di peringkat kedelapan dengan torehan 36 poin.

Jalannya Pertandingan
Dalam laga bertajuk Derbi della Mole ini, pelatih Antonio Conte mengandalkan skema 4-4-2 untuk Juventus. Fernando Llorente dan Carlos Tevez kembali berduet di lini depan I Bianconeri.

Namun, Torino yang memakai formasi 4-5-1 lebih dulu berinisiatif melakukan serangan ke pertahanan Juve. Sepakan Kurtic dari dalam kotak penalti Juve menjadi peluang pertama Torino, sayang bola masih melebar ke sisi kiri gawang Buffon.

Menit ketujuh giliran tuan rumah yang memberikan ancaman, namun sepakan Andrea Pirlo masih bisa ditangkap dengan mudah oleh kiper Daniele Padelli. Pada menit ke-11, Juve kembali mendapatkan peluang emas untuk mencetak gol pembuka.

Berawal dari umpan Pirlo kepada Tevez yang sudah berada di dalam kotak penalti Torino. Namun, lagi-lagi kiper Padelli masih sanggup menjaga gawangnya dengan mengamankan bola sepakan dari Tevez itu.

Tuan rumah mendapatkan tendangan bebas pada menit ke-21 usai dilanggarnya Tevez oleh Cesare Bovo. Pirlo turun sebagai eksekutor, sayang tendangan dari spesialis bola mati ini masih membentur pagar hidup Torino.

Akhirnya, Tevez sukses memecah kebuntuan si Nyonya Tua pada menit ke-30. Tevez yang dikurung beberapa bek lawan di kotak penalti, masih bisa melesatkan melepaskan tembakan setengah voli. 

Bola dari mantan pemain Manchester City dan United itu pun tak mampu ditahan oleh kiper Padelli. Unggul 1-0 atas Torino, Juve mulai terlihat tenang dan nyaman dalam mengatur jalannya pertandingan.

Bola-bola pendek pun diperagakan para pemain Juve. Tim tamu mendapatkan peluang pada menit ke-41 lewat tendangan bebas, namun El Kaddouri gagal menjadikan gol dan skor 1-0 tetap bertahan hingga turun minum.

Pada babak kedua,  Pirlo masih jadi jenderal dalam mengatur serangan-serangan Juve ke pertahanan Torino. Menit ke-55, Llorente mencoba menembus pertahanan lawan namun dua bek Torino langsung menghadangnya.

Memasuki menit ke-79, El Kaddaouri terjatuh di kotak penalti Juve usai mendapat gangguan dari Pirlo. Sayang, wasit tak memberikan hadiah penalti bagi Torino karena dinilai bukan sebuah pelanggaran.

Lima menit memasuki akhir babak kedua, Torino mulai menebar ancaman ke pertahanan Juve. Sadar timnya dalam bahaya, Conte menarik Llorento keluar dan digantikan Simone Padoin guna membuat benteng pertahanan Juve kokoh.

Tambahan waktu lima menit diberikan wasit, namun kondisi tersebut tak bisa dimanfaatkan dengan baik kedua tim untuk mencetak gol. Alhasil, skor 1-0 bagi kemenangan Juve pun tetap bertahan hingga laga berakhir.

Susunan pemain: 
Juventus: 1-Gianluigi Buffon, 4-Martin Caceres, 15-Andrea Barzagli, 19-Leonardo Bonucci, 6-Paul Pogba, 21-Andrea Pirlo, 22-Kwadwo Asamoah, 23-Arturo Vidal (8-Claudio Marchisio 74), 26-Stephan Lichtsteiner, 10-Carlos Tevez (18-Pablo Daniel Osvaldo 90), 14-Fernando Llorente (20-Simone Padoin 89)

Torino: 30-Daniele Padelli, 5-Cesare Bovo (69-Riccardo Meggiorini 81), 24-Emiliano Moretti, 25-Kamil Glik, 7-Omar El Kaddouri (8-Alexander Farnerud 85), 17-Salvatore Masiello, 20-Giuseppe Vives, 27-Jasmin Kurtic (4-Migjen Basha 90), 36-Matteo Darmian, 9-Ciro Immobile, 11-Alessio Cerci

Dipermak Osasuna, Atletico Gagal Tempel Madrid

Atletico Madrid gagal memanfaatkan peluang meninggalkan Barcelona dan menempel Real Madrid dalam perburuan trofi La Liga musim ini. El Atleti di luar dugaan justru dipermak tim medioker, Osasuna dengan skor telak 0-3.

Tandang ke Estadio El Sadar, Senin 24 Februari dini hari WIB, Atletico berpeluang menggusur Barcelona (kalah dari Sociedad) dari posisi tiga klasemen, dan menempel Madrid (menang atas El Che) di puncak klasemen sementara La Liga.

Pelatih Diego Simeone pun sadar akan hal ini, dan langsung menurunkan pemain terbaiknya. Duet striker Diego Costa dan David Villa langsung diturunkan sejak awal, dengan harapan bisa mencetak gol lebih dulu.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Osasuna yang saat ini tercecer di urutan 14 klasemen sementara justru mampu menampilkan performa efektif. Skuad besutan Javi Garcia ini justru yang sukses mencetak gol lebih dulu.

Laga baru menginjak menit ke-6, Atletico dikejutkan gol Osasuna yang dicetak Alvaro Cejudo. Berawal dari sepak pojok, Armenteros yang mendapat umpan pendek langsung melepas umpan silang ke tiang jauh di mana Cejudo yang lari dari tengah langsung masuk ke kotak penalti dan menyambut bola dengan sepakan voli keras dan tak kuasa dibendung Thibaut Courtois. 1-0 Osasuna unggul.

Gol cepat Cejudo rupanya sedikit merusak konsentrasi permainan Atletico. Diego Costa dkk. kerap membuat kesalahan sendiri yang membuat Osasuna leluasa melakukan tekanan, baik itu lewat skema serangan balik cepat maupun umpan-umpan jauhnya.

Menit ke-21, Atletico kembali dibuat tertunduk lantaran Osasuna sukses menggandakan keunggulan menjadi 2-0. Kali ini lewat aksi individu Armenteros yang diakhiri dengan sepakan keras kaki kiri dari luar kotak penalti, dan tak mampu dijangkau Courtois.

Osasuna benar-benar memanfaatkan kelengahan para pemain Atletico di laga ini. Terbukti, jelang berakhirnya babak pertama, publik tuan rumah kembali bersorak menyambut gol ketiga Osasuna yang dicetak Roberto Torres lewat tandukan usai memanfaatkan crossing Damia. Skor 3-0 untuk Osasuna bertahan hingga turun minum.

Masuk paruh kedua laga, Atletico yang tak ingin kehilangan kesempatan menempel ketat Madrid, langsung berinisiatif serangan. Pergantian dilakukan Simeone dengan memasukkan Arda Turan menggantikan Diego pada menit ke-59. Dua menit berselang, Raul Garcia juga masuk menggantikan Villa.

Masuknya dua tenaga baru ini memang berhasil membuat Atletico bermain lebih dominan. Dua peluang didapat dalam kurun waktu satu menit, yakni lewat Raul Garcia dan Juanfran. Sayangnya, dua peluang tersebut sia-sia.

Atletico mendapat peluang terbaiknya pada menit ke-82. Diego Costa berhasil menerobos masuk kotak penalti, lalu menggocek beberapa bek Osasuna. Sialnya, tembakan keras bomber Spanyol itu dari jarak dekat hanya tipis di atas mistar gawang Osasuna.

Lima menit tersisa, Atletico masih terus mencoba mengejar defisit tiga gol. Akan tetapi, solidnya permainan Osasuna terutama di lini pertahanan, memaksa Atletico gagal mencetak go. Skor 0-3 untuk Osasuna bertahan hingga laga berakhir.

Kekalahan ini membuat Atletico gagal memperbaiki posisinya di klasemen sementara La Liga. El Atleti tetap berada di urutan tiga klasemen dengan 60 poin, atau sama dengan koleksi poin Barca yang juga menelan kekalahan, sehari sebelumnya. Sementara itu, Madrid yang menang 3-0 atas El Che, sehari sebelumnya, kini nyaman duduk sendirian di puncak klasemen dengan 63 poin.

Susunan Pemain:
Osasuna: 
Fernandez; Marc Bertran, Loties, Arribas, Damia; Cejudo, Lolo; Silva, Armenteros, Roberto Torres; Oriol Riera.

Atletico: Courtois; Juanfran, Godin, Alderweireld, Filipe Luis; Mario Suarez, Gabi; Diego, Adrian; Diego Costa, David Villa.

"Jangan Turunkan Pemain Terbaik, Wenger!"

Arsenal harus berjuang mati-matian apabila ingin mengklaim tiket delapan besar Liga Champions, sekaligus membalaskan dendam musim lalu. Namun, hal tersebut bukan perkara mudah mengingat leg kedua babak 16 besar akan digelar di markas Bayern Munich di Allianz Arena.

Pada leg pertama di Emirates Stadium, tim Gudang Peluru itu harus tertunduk dua gol tanpa balas. Toni Kroos dan Thomas Muller merupakan dua mimpi buruk pasukan Arsene Wenger itu di kancah Eropa. Hasil ini memaksa Arsenal untuk setidaknya mencetak tiga gol tanpa balas di kandang Die Roten yang terkenal tak bersahabat itu.

Menariknya, mantan pelatih Arsenal, George Graham menyarankan Arsene Wenger untuk menyimpan kekuatan terbaik, alias tidak memainkan para pemain andalan. Lantas apa maksud saran pria kelahiran Glasgow, Skotlandia 69 tahun silam itu?

Graham menilai bahwa Meriam London sudah tak lagi memiliki kesempatan untuk melaju ke babak perempatfinal kompetisi akbar antarklub di Benua Eropa.  Sementara di kompetisi domestik, peluang Arsenal masih terbuka lebar.

“Satu pertanyaan yang dihadapi Arsene adalah apakah mereka akan memainkan tim terbaik dan mencoba untuk memenangkan laga, yang hampir tidak mungkin, atau justru berkonsentrasi di Premier League,” tutur Graham, seperti dilansir Sportsmole, Senin (24/2/2014).

“Secara pribadi, saya akan memainkan tim yang lebih lemah karena saya pikir laga pada babak kedua di leg pertama seperti sebuah latihan untuk Bayern. Membutuhkan kerja keras untuk Arsenal dan mereka memiliki laga berat yang akan segera dihadapi. Mereka butuh kaki dan pikiran yang lebih segar,” sambung George yang melatih Arsenal selama sembilan musim (1986-1995) itu.

Agen Poker Populer

Agen poker online uang asli yang memberikan pelayanan terbaik serta jaminan menang berapapun pasti di bayar jadi anda tidak perlu ragu lagi bergabung bersama kudapoker